Kamis, 02 Agustus 2012

Tutorial Membuat Potongan Melintang / Cross Section


POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION)

Kita akan membuat potongan melintang (cross section), baik eksiting maupun rencana perkerasan jalan termasuk bahu jalan, saluran samping, dan bentuk lereng samping di daerah timbunan maupun galian.
I. Sampling dari Surface: Ikuti langkah-langkah berikut :
1-6. Buka file yang akan buat cross section-nya.
7. Klik menu Cross Sections>Surfaces>Set Current Surface.
8. Pada window Select Surface klik Surface1. Klik Ok.
9. Klik menu Cross Sections>Existing Ground>Sample From Surface.
10. Pada Select Alignment : tekan Enter.
11. Pada window Alignment Librarian pilih CL1. Klik Ok.
12. Pada window Section Sampling Setting pada bagian Swath Widths ketik 25 pada Left dan Right.
13. Pada bagian Sample Increment ketik 50 pada Tangents, Curves dan Spirals.
14. Contreng pada Alignment Start dan Alignment End. Kemudian klik Ok.
15. Pada Beginning station <0.000> : tekan Enter
16. Pada Ending Station <12.000> : tekan Enter.

II. Menggambar Template Cross Section :
17. Template adalah tipikal cross section, pada latihan ini kita akan merencanakan perkerasan jalan dengan data sbb :
- Lebar perkerasan = 7.0m, material AC=15cm, Aggregat A=20cm, Agregat B=30cm, grade -2%.
- Lebar bahu = 1.5m, material Agregat B=15cm. grade -4%.
18. Klik menu Cross Sections>Set Template Path.
19. Pada menu Template path ketik cross_template pada bagian path, kemudian klik Ok.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian perkerasan aspal (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
20. Pada starting point : klik di tengah layar.
21. Pada select point : ketik G.
22. Pada grade (%) : ketik -2.
23. Pada change in offset : ketik -3.5.
24. Pada grade (%) : ketik R.
25. Pada change in offset : ketik 0.
26. Pada change in elev : ketik -0.15.
27. Pada change in offset : ketik G.
28. Pada grade (%) : ketik 2.
29. Pada change in offset : ketik 3.5.
30. Pada grade (%) : ketik X.
31. Pada starting point : tekan enter untuk keluar.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian bahu (subassembly surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
32. Pada starting point : klik di ujung kiri-atas aspal.
33. Pada select point : ketik G.
34. Pada grade (%): ketik -4.
35. Pada change in offset : ketik -1.5.
36. Pada grade (%): ketik R.
37. Pada change in offset : ketik 0.
38. Pada change in elev : ketik -0.15.
39. Pada change in offset : ketik G.
40. Pada grade (%): ketik 4.
41. Pada change in offset : ketik 1.5.
42. Pada grade (%): ketik C.
43. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat A (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
44. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah aspal.
45. Pada grade (%) : ketik 2.
46. Pada change in offset : ketik -3.5.
47. Pada grade (%) : ketik R.
48. Pada ghange in offset : ketik 0.
49. Pada change in elev : ketik -0.20.
50. Pada change in offset : ketik G.
51. Pada grade (%) : ketik 2.
52. Pada change in offset : ketik 3.5.
53. Pada grade (%) : tekan Enter.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat B (normal surface).
54. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah agregat A.
55. Pada grade (%) : ketik -2.
56. Pada change in offset : ketik -3.5.
57. Pada grade (%) : ketik R.
58. Pada ghange in offset : ketik 0.
59. Pada change in elev : ketik -0.30.
60. Pada change in offset : ketik G.
61. Pada grade (%) : ketik 2.
62. Pada change in offset : ketik 3.5.
63. Pada grade (%) : tekan Enter.
64. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.

III. Mendefinisikan Template Cross Section
65. Sebelumnya kita buat Tabel Material dahulu, klik menu Cross Sections> Templates>Edit Material Table.
66. Pada window Material Table Selection Status klik Yes, untuk membuat tabel baru.
67. Pada window New Surface Material Table ketik Material pada Table Name. kemudian klik Ok.
68. Pada window New Material Surface ketik AC pada Material, kemudian klik Ok.
69. Pada window Material Table Editor klik New di bagian materials.
70. Pada window New Material Surface ketik “Agregat A” pada Material.
71. Ulangi langkah 69-70 di atas untuk material “Agregat B”, sehingga akan didapat sbb :
72. kemudian klik Ok.

Sekarang kita akan mendefinisikan bahu (subassembly).
73. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Subassembly.
74. Pada Pick connection point in : klik di ujung kanan-atas bahu.
75. Pada window Surface Material Names klik Agregat B.
76. Kemudian klik Ok.
77. Pada pick entity : klik di gambar bahu.
78. Pada Pick connection point out : klik di ujung kiri-atas bahu.
79. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-atas bahu.
80. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah bahu.
81. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah bahu.
82. Pada pick datum points : tekan Enter.
83. Pada save subassembly [Yes/No] ? : klik Enter.
84. Pada subassembly name : ketik Bahu.
85. Pada Define another subassembly [Yes/No] : ketik N, kemudian Enter.

Sekarang kita akan mendefinisikan perkerasan cross-section (template).
86. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Template…
87. Pada Pick finish ground reference point : klik di ujung kanan-atas aspal.
88. Pada Is template symmetrical [Yes/No] ? : ketik Y.
89. Pada select object : klik kiri-atas kemudian,
90. Klik kanan-bawah sehingga semua gambar terpilih.
91. Pada select object : Tekan Enter.

92. Di gambar tampak bahwa bagian aspal saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
93. Pada window Surface Material Name pilih AC, kemudian klik Ok.
94. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian bahu saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
95. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
96. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat A saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
97. Pada window Surface Material Name pilih Agregat A, kemudian klik Ok.
98. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat B saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
99. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
100. Pada pick connection point out : klik di ujung kiri atas aspal.
101. Pada Datum number <1> : tekan Enter.
102. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah aspal.
103. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah agregat B.
104. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah agregat B.
105. Pada pick datum points : tekan Enter.
106. Pada window Subassembly Attachments, di bagian Left ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder.
107. Di bagian Right ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder, kemudian klik Ok.
108. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
109. Pada template name : ketik bajuri-lembang.
110. Pada define another template [Yes/No] : ketik N.

Sekarang kita akan mendefinisikan superelevasi pada template tersebut sehingga bisa ikut berputar mengikuti besarnya superelevasi pada tikungan.
111. Klik menu Cross Sections>Templates>Edit Template…
112. Pada window Template Librarian klik bajuri-lembang, kemudian klik Ok.
113. Pada Pick insertion point : klik di daerah yang kosong.
114. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SR.
115. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik S.
116. Pada outer left superelevation point : klik ujung kiri-atas aspal.
117. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
118. Pada outter rollover point : klik di ujung kiri-atas bahu.
119. Pada outer right superelevation point : klik ujung kanan-atas aspal.
120. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
121. Pada outter rollover point : klik di ujung kanan-atas bahu.
122. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik X.
123. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SA.
124. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
125. Pada template name : tekan Enter.
126. Pada Template exists. Overwrite [Yes/No] ? : tekan Enter.
127. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : tekan Enter.

IV. Desain Saluran dan Kemiringan Lereng
Pada latihan ini direncanakan dimensi saluran dan kemiringan lereng pada daerah timbunan dan galian dengan data sbb :
- Dimensi Saluran : lebar atas 1.5 m, lebar bawah 0.5 m, kedalaman 1.0 m, kemiringan saluran 2:1.
- Dimensi Lereng Galian : kemiringan 2:1, tipe berjenjang (stepped) dengan tinggi maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m.
- Dimensi Lereng Timbunan : kemiringan 2:3, tipe berjenjang (stepped) dengan kedalamam maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m.


128. Klik menu Cross Sections>Design Control>Stepped Slopes…
129. Pada window Stepped Control Editor klik Hinge to Match pada bagian Stepped direction.
130. Isikan 1, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 1.
131. Isikan 3, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 2.
132. Isikan 5, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 3.
133. Kemudian klik Ok.
134. Klik menu Cross Sections>Design Control>Edit Design Control…
135. Pada window Enter Station Range tekan Enter.
136. Pada window Design Control klik Template Control…
137. Pada window Template Control klik Select… pada Template.
138. Pada window Template Librarian pilih bajuri-lembang, kemudian klik Ok.
139. Pada window Template Control klik Select… pada Datum.
140. Pada window Datum Librarian pilih 1, kemudian klik Ok.
141. Pada window Template Control pilih Center pada Pivot, kemudian ketik -0.2, 0, -0.2 masing-masing pada Left, Center, Right.
142. Klik Rollover dan ketik 0.1 dan pilih Left pada Side.
143. Pilih none pada Subgrade Superelevation Method.
144. Kemudian klik Ok.
145. Pada window Design Control klik Ditches…
146. Pada window Ditch Control pilih Cut pada Type di bagian Left dan Right.
147. Contreng Foreslope dan ketik 0.5 di bagian Left dan Right.
148. Contreng Depth dan ketik 1 di bagian Left dan Right.
149. Contreng Depth from hinge di bagian Left dan Right.
150. Pada Base Width ketik 0.5 di bagian Left dan Right.
151. Kemudian klik Ok.
152. Pada window Design Control klik Slopes…
153. Pada window Slope Control pllih Simple pada Fill Type, kemudian ketik 1.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.
154. Pllih Stepped pada Cut Type, kemudian ketik 0.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.
155. Kemudian klik Ok.
156. Pada window Design Control klik Benches…
157. Pada window Bench Control contreng Use left cut bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left cut bench dan Right cut bench.
158. Contreng Use left fill bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left fill bench dan Right fill bench.
159. Kemudian klik Ok.
160. Pada window Design Control klik Ok,
161. Pada window Process Status klik Ok.

V. Superelevasi
Pada latihan ini direncanakan tikungan horisontal dengan data sbb :
- PI-1 (S-C-S) : V = 40km/jam, e = 6.0 %, Ls = 35 m, Lc = 51.76 m.
- PI-2 (FC) : V = 40km/jam, e = 2.0 %, Ls’ = 35 m, Lc = 114.4 m.
Parameter-parameter tersebut akan kita masukkan dalam perhitungan sehingga nantinya didapat gambar cross-section beserta superelevasinya.
162. Klik menu Cross Sections>Design Control>Superelevation Parameters…
163. Pada window Superelevation Control contreng pada Superelevation calculations dan Crown removal by runout distance.
164. Kemudian klik Edit Data…
165. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
166. Ketik 0.06 pada E value, pilih Right pada Direction.
167. Ketik 8.75, 26.25 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.
168. Kemudian klik Next.
169. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
170. Ketik 0.02 pada E value, pilih Right pada Direction.
171. Ketik 17.50, 5.833 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.
172. Kemudian klik Ok.
173. Pada window Superelevation Control klik Save.
174. Kemudian klik Ok.
175. Pada window Superelevation Section Sampling contreng pada Sample these stations.
176. Klik Select…
177. Pada window select surface pilih surface1.
178. Kemudian klik Ok 3x untuk kembali ke gambar.

VI. Plot Section di Model
Sekarang kita tinggal plotting cross-section di Model dengan ketentuan sbb :
- Skala Horisontal = 1 : 100
- Skala Vertikal = 1 : 100
- Ukuran Kertas = 594 x 841
179. Untuk itu klik menu Projects>Drawing Setup.
180. Pada window Drawing Setup klik tab Scale.
181. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Horizontal.
182. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Vertical.
183. Pada Sheet Size pilih 594 x 841.
184. Kemudian klik Ok.
185. Klik menu Cross Sections >Section Plot>Settings.
186. Pada window Cross Section Plotting Settings contreng pada semua pilihan.
187. Kemudian klik Section Layout…
188. Pada window Section Layout ketik 5, 2, 0, 3, 1 pada Offset inc, Offset lbl inc, Offset prec, FG lbl prec, dan Rows below datum.
189. Kemudian ketik 1, 2, 0, 2, 1 pada Elevation inc, Elevation lbl inc, Elevation prec, EG lbl prec dan Rows above max.
190. Kemudian klik Ok.
191. Pada window Cross Section Plotting Settings klik Page Layout…
192. Pada window Page Layout ketik 594, 50, 25, 4, 4 pada Sheet height, Left margin, Top margin, Column spacing, dan Vertical sheets.
193. Ketik 841, 2, 25, 4 pada Sheet width, Right margin, Bottom margin, dan Row spacing.
194. Kemudian klik Ok 2x.
195. Kemudian klik menu Cross Sections>Section Plot>Page.
196. Pada Page import type : ketik M, kemudian Enter.
197. Pada Import section into current drawing : ketik Y kemudian Enter.
198. Pada beginning station : tekan Enter.
199. Pada ending station : tekan Enter.
200. Pada sheet origin point : klik di area yang kosong.

VII. Volume Galian Timbunan
Sekarang kita akan plotting volume galian dan timbunan di model dengan ketentuan sbb :
- Perhitungan volume menggunakan type Prismoidal,
- Menggunakan koreksi kurva.
- Menggunakan Faktor Volume Galian = 0.9
- Menggunakan Faktor Volume Timbunan = 1.1
201. Klik menu Cross Sections>Total Volume Output>Volume Table.
202. Pada Computation type : ketik P.
203. Pada Use of curve corection : ketik Y.
204. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.
205. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.
206. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.
207. Pada Beginning station : klik Enter.
208. Pada Ending station : ketik Enter.
209. Pada Pick insertion point : klik di area yang kosong.

VIII. Volume Template
Sekarang kita akan plotting volume template yang terdiri dari AC, Agregat A dan Agregat B , volume ini tidak bisa di plot di gambar model jadi kita save ke file text ASCII.
210. Klik menu Cross Sections>Surface Volume Output>Template Surface.
211. Pada Volume Computation type : ketik P.
212. Pada Use of curve corection : ketik Y.
213. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.
214. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.
215. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.
216. Pada Output File name: ketik output.txt.
217. Pada Beginning station : klik Enter.
218. Pada Ending station : ketik Enter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar